Dukung program Ketahanan Pangan Nasional,  Satgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC gelar pelatihan pertanian dan buka lahan pertanian di Perbatasan dibulan Ramadhan.

  1. Beranda
  2. /
  3. Serbuan Teritorial
  4. /
  5. Dukung program Ketahanan Pangan Nasional, ...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on google
Google+

Kecukupan ketersediaan beras dan bahan pangan lainya pada tingkat daerah maupun pusat menjadi prasarat bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarhanud 16/SBC Pos Lumbis menggelar kegiatan Pertanian di desa Tau Lumbis, kecamatan Lumbis Hulu, kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Senin (3/5/2021).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh pos Lumbis ini bertemakan ” AYO BERTANI-BERSAMA RAKYAT TNI KUAT ” melaksanakan kegiatan yang meliputi, mengenalkan dan memberikan pelatihan budi daya bawang merah, cabai, dan sayuran, mengenalkan cara menanam padi dengan tehnik sawah inpari yang bisa panen selama tiga kali dalam setahun kepada warga di perbatasan, khususnya yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Arhanud 16 Lumbis Hulu.

Antusias Prajurit Satuan Jajaran Divif 3 Kostrad

Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad, Letkol Arh Drian Priyambodo, S.E., dalam rilis tertulisnya di Makotis Satgas, jalan Fatahilah, kecamatan Nunukan, kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dansatgas menambahkan, selain melaksanakan kegiatan pelatihan dan penyuluhan, juga melaksanakan pemberian pelatihan pembuatan pupuk organik, serta pemberian bibit gratis kepada warga sekitar. ” saya harap walaupun kita dalam suasana puasa di bulan suci Ramadhan, tidak menurunkan semangat kita dalam melaksanakan pengabdian kita, dengan diadakannya program pelatihan dan aksi nyata seperti ini, dapat memotivasi dan menginspirasi masyarakat, khususnya masyarakat yang ada  diperbatasan yang mungkin memang dengan segala keterbatasannya, baik pengetahuan tentang bertani maupun sarana prasarana pertanian, kami (Satgas) akan selalu memberikan alternatif lain ataupun menjadi solusi dalam membantu melaksanakan kegiatan pertanian di masyarakat,” tambah Dansatgas.

Adapun kelompok tani yang turut hadir dalam kegiatan ini, yang merupakan hasil bentukan dan binaan pos Lumbis dibawah pimpinan Danpos Letda Arh S. Sitakar antaralain, kelompok Tani Karya Mandiri Arhanud 16, kelompok Tani simanuk batu tuntuayan Arhanud, kelompok Tani Batu rulu Arhanud, kelompok Tani Nasimpungan, kelompok Tani batu pinapat, kelompok Tani Kebungolor mandiril, kelompok Tani Bosoy bilintungon, kelompok Tani Batu Yaki Tandik, kelompok Tani Inanal Mandiri, kelompok Tani Nantukor.

Turut hadir juga sebagai undangan sekaligus pengisi materi dalam pelatihan ini, antara lain Kepala Dinas Pertanian kabupaten Nunukan Bpk. Masniadi, Kepala Bidang tanaman pangan dinas pertanian Bpk. Sambiyo, serta Staf Dinas pertanian kabupaten Nunukan.

“Kegiatan ini pun telah berhasil membukaan lahan pertanian bawang merah di kecamatan Lumbis hulu seluas 6 hektar yang akan mendukung ketahanan pangan di kecamatan Lumbis Hulu, sehingga masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan produk komoditi bawang merah dari luar daerah yang relatif mahal karena biaya transportasi,” Ucap Dansatgas

” Selain membuka lahan bawang merah, kami (Satgas) juga memfokuskan rencana untuk pembukaan lahan sawah Inpari khususnya seluas 10 hektar di bulan juni ini, dengan menggunakan metode sawah Inpari, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di kecamatan Lumbis Hulu, serta yang sebelumnya masyarakat hanya mampu panen satu kali dalam satu tahun, dengan metode lama padi gunung/ladang, akan menghasilkan panen tiga kali dalam satu tahun dengan metode sawah Inpari,” Ujar Dansatgas.

” dua lahan tersebut yang kami (Satgas) manfaatkan bersama-sama masyarakat, mudah-mudahan dapat menekan harga bawang merah di Lumbis Hulu yang sudah mencapai harga tertinggi saat ini dan dapat mempunyai suatu komoditi pertanian unggulan seperti bawang merah dengan label bawang merah Lumbis hulu, serta masyarakat tidak lagi bertani dengan cara berpindah-pindah di kawasan hutan, dikarenakan selama ini masyarakat bertani hanya memanfaatkan satu lahan untuk satu kali panen,” Tutup Dansatgas.

Populer